Selamat Datang dan Terimakasih Anda Telah mengunjungi Wied's Blog
Kisah Tentara Thalut
Kisah ini terjadi ketika dalam perjalanan tentara Thalut akan akan menyerang kerajaan Jalud. Pasukan thalut mengadu ‘Kami kehausan’. Raja Samuel mengatakan, Di depan ada sungai yang airnya jernih. Tapi awas siapa yang minum bukan golongan Kami, sedangkan yang tidak minum termasuk golongan kami kecuali minum sedikit saja.
Sesampainya di sungai, empat ribu tentara Thalut terbagi dalam empat kelompok.
1. Tentara yang minum banyak dan mandi
2. Minum banyak
3. Minum sedikit
4. Tidak minum sama sekali
Tentara yang minum sedikit jumlahnya 300,
Tentara yang tidak minum hanya 13 orang,
Sisanya yang lebih banyak adalah tentara yang mandi dan minum banyak
Dari kejadian tersebut komandan pasukan thalut memutuskan bahwa yang dapat melanjutkan penyerangan kerajaan Jalud hanya 313 (yang minum sedikit + yang tidak minum), sebagian besar lainnya (sisanya tadi) justru lemas semangat dan berbalik pulang.
Ternyata dalam pertempuran yang paling tangguh justru 13 tentara yang sama sekali tidak minum, di dalamnya ada pemuda yang benama Daud yang justru berhasil membunuh Raja Jalud.
Dari sedikit kisah tersebut mengisahkan bahwa sedikit orang mengambil jalan yang tidak enak jalan pahit seolah menyiksa diri namun hal tersebut menjadi semangat untuk mencapai tujuan (inspiration to do the best)
Dalam analisa yang lain menyatakan bahwa seruan jalan kebenaran telah dikumandangkan oleh sang komandan namun bagi yang merasa hal itu kebenaran maka akan melaksanakan dengan sebaik-baiknya (sami’na waatho’na) ‘saya dengar dan saya taat’. Tapi bagi sebagian yang lain hanya dianggap seruan biasa-biasa saja.
Jika dihubung dengan KKN hal tersebut menunjukkan kecilnya prosentase (meskipun belum tentu juga…!#just versi penulis#) angka yang benar-benar tidak mau KKN ‘kolusi korupsi dan nepotisme’ sedang sebagian besar yang lainnya ikut minum dan mandi dengan di sungai KKN.
Astahfirullah….. Wallahu’alam bishowab….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar