Derajat Ibu Tiga Tingkat Dibandingkan Ayah


Begitu besarnya jasa kedua orang tua kita, sehingga apapun yang kita lakukan untuk berbakti kepada mereka, takkan dapat membalas jasa keduanya. Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari disebutkan, ketika Abdullah bin Umar melihat seorang menggedong ibunya untuk thawaf di Ka’bah dan kemana saja sang ibu menginginkan.

Orang tersebut bertanya kepada Abdullah bin Umar, “Wahai Abdullah bin Umar, dengan perbuatanku ini apakah aku sudah membalas jasa ibuku?” Abdullah bin Umar menjawab, “Belum, setetes pun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orang tuamu.”

Subhanallah! Peran ibu kita ternyata begitu besar dan tidak mungkin terbalaskan. Dialah yang telah mengurus kita, mulai dari kendungan dengan beban yang dirasakannya sangat berat dan susah payah, demikian juga ketika melahirkan, ibu kita mempertaruhkan jiwanya antara hidup dan mati.
Begitu besarnya jasa ibu pada anak-anaknya, seandainya anaknya sakit, tidak ada yang bisa menangis kecuali ibunya.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, seseorang datang kepada Rasulullah saw seraya berkata , “Siapakah orang yang paling berhak untuk saya temani dan saya layani?”, Rasulullah menjawab, “Ibumu”, laki-laki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” , Rasulullah menjawab, “Ibumu”, laki-laki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” , Rasulullah menjawab, “Ibumu”, laki-laki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” , Rasulullah menjawab, “ayahmu” (HR Bukhari dan Muslim)

Hal tersebut tidak berarti mengesampingkan arti pentingnya seorang ayah, dan sama sekali tidak ingin merendahkan peran ayah, namun dalam rangka menyadarkan diri kita bahwa tingkatan Ibu adalah tiga kali lipat dibandingkan ayah. Seandainya semua orang tahu bahwa begitu tingginya jasa seorang Ibu, tentunya di dunia ini tidak ada lagi anak durhaka kepada orang tua dan tidak ada cerita Malin Kundang.

Betapa tingginya islam menempatkan sosok ibu, sehingga sampai ada metaphor bahwa ‘surga berada di telapak kaki ibu’ Berbuat baiklah pada Ibumu.
“Robbighfirli waliwalidaya warhamhumma kamarobaya nishoghiro”

#Selamat Hari Kartini#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar