Kejadian ini nyata dan untuk mengenang atas kejadian itu maka saya torehkan dalam blog ini. Begini ceritanye….kayak perang barata yuda saja yE… he he he ..
Sore itu tanggal 18 Oktober 2008 pukul 15.30 atau ba’da Ashar saya diajak oleh istri saya untuk mengantar anak les TPA di seberang jalan kira-kira 700 meter dari rumah. Biasanya kalo HARI Sabtu Minggu pergi pakai mobil tapi karena alasan jaraknya dekat, biar cepat dan cuaca udara tidak panas maka Istri ngajak pakai motor supra X 125 keluaran tahun 2007 saja. Waktu mengendarai posisi dari depan ke belakang adalah Dega (anak ke dua, Saya yang mengendarai, kemudian Dena (anak ke-1) dan paling belakang istri saya (maklum empet-empetan biar anget dan mesra dengan keluarga…..). Rumah di Kesenden I Cirebon dan tempatnya Ngaji anak saya (Denaya) di Masjid Al Huda. Untuk ke tempat TPA (Taman Pendidikan Al Quran) harus menyeberang di jalan Diponegoro (atau jalan raya jalur Pantura di Cirebon) keluar dari Kesenden saya belok kiri pelan-pelan kira-kira jalan dengan kecepatan 10 km/jam kemudian karena harus menyeberang saya dan istri nengok kebelakang. Perasaan sudah aman dari belakang maka istri juga meyakinkan untuk aba-aba langsung menyeberang. Sampailah di marka tengah jalan menuju Jl. Saleh. Sesampai di tengah karena marka jalan tadi saya menurunkan gas s.d. kecepatan + 1 km di depan masih ada angkot dan 2 buah motor di belakangnya saya jalan pelan antar 1 s.d. 4 km per jam setelah angkot dan motor yang berlawanan arah lewat saya tidak lihat ke belakang lagi (tadi sudah saya tengok dan yakin aman). Namun kejadian sore itu barangkali memang lain, ketika dari arah berlawanan kosong maka saya tambah gas untuk menyeberang. Hanya dalam hitungan detik antar 2-3 detik tiba-tiba ………. BBRAAAAAAAAAAAACKKKKK….!!!!!, saya berteriak …. ALLOHU AKBAR…..!! (spontan keluar dari mulut saya…) sebuah motor bebek (ngak tau merknya dengan kecepatan tinggi (perkiraan saya 70 km per jam telah menyrempet diri saya dan (saya, istri dan 2 anak saya terjatuh, pandangan saya tertuju pada orang yang yrempet saya, motor yang nyrempet kira-kira terjatuh + 25-30 meter dari posisi saya, kedua anak saya menangis.
Ketika mau ditolong orang warga setempat saya bilang tidak usah…….. e… ketika berusaha mau berdiri kaki kanan (punggung kaki) * kalo telapak kaki dibawah, punggung kaki itu di bagian atasnya* terdapat luka sobek kira-kira 15 cm dengan darah mengucur seperti ayam dipotong #karena terdapat jaringan arteri yang terpotong). Rupanya foot step kaki motor yang telah menghampiri, menyrempet dan merobek punggung kaki kananku.
Kejadian tersebut begitu singkat sehingga istri saya berusaha menghentikan pendarahan, ketika itu jilbabnya mau dipakai untuk mengikat kaki saya, namun kebetulan ada pembantunya Pak RW saya melihat kejadian itu baru ngangkat jemuran. Spontan istri saya minta tolong untuk ambil baju sembarang mengikat kaki saya. Alhamdulillah ada mobil pick up yang baik hati untuk mengangkat saya dan keluarga ke Rumah Sakit Pertamina Cirebon untuk mendapat pertolongan. Ketika dijahit kaki ini meskipun sudah dibius local tapi tetap saja rasanya seperti dicabik-cabik. Say abaca istighfar, mengeram dan rasanya tidak karuan lagi Allohu Akbar…. . Sekitar 15 jahitan dalam (untuk menyambung arteri dan daging bagian dalam, *karena tulang kelihatan*) dan 15 jahitan luar. Saya merasakan penanganan yang sangat baik dari RS Pertamina Cirebon dan harus menginap selama 3 hari di RSPC. Dan 3 hari tidak bisa berjalan dengan sempurna.
Setelah 2 minggu diambil 4 jahitan, setalah satu bulan baru diambil sisanya 11 jahitan, kejadian itu begitu berlalu sekarang setelah lebih dari satu bulan kaki kanan saya di bagian punggung kaki terasa ada sesuatu yang keras dan mengganjal meskipun itu adalah daging saya sendiri namun bagian punggung kaki saya seperti mati rasa. 3 hari tidak bisa jalan membuat saya termenung betapa kaki ini memiliki kenikmatan yang luar biasa. Betapa mahalnya kaki ini, sehingga 3 hari terpasung karena luka dan mengalami bengkak semua rencana dan aktivitas kita tidaka dapat dilaksanakan. Semua undangan dan rencana terpaksa batal semua… Subbhanallah… begitu cobaan ini sangat berat, namun Alhamdulillah saya masih dapat berjalan kembali meskipun kemikmatan untuk berjalan sudah berkurang.
Mudah-mudahan ini menjadi hikmah bagi penulis bahwa kesehatan itu sangat-sangat mahal harganya.
Sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar