Jawaban Tugas Segmentasi Pasar, disurvey dari responden yang bersifat homogen yaitu mahasiswa UGM Yogyakarta sejumlah 50 orang, untuk menentukan berada pada segmen mana. Hal ini penting sebagai dasar penentuan strategi membidik pasar mahasiswa, meskipun tidak mewakili sebagai dasar ukuran secara umum tapi hal ini sebagai pencerahan bagi lembaga jasa keuangan kredit untuk mengetahui kemauan dari responden ini. Lebih kurangnya mohon maaf jika ada analisa yang tidak sesuai, karena ini didedikasikan untuk akademisi dan freedom academic..
NAMA : WIDI HARTANTA
NO URUT : 29
SUSPIMDYA PERUM PEGADAIAN TAHUN 2009
TUGAS DARI : DR. SAHID NUGROHO, M.Sc.
ANALISA I
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Q9 50 3,00 5,00 4,4400 ,61146
Q6 50 3,00 5,00 4,3000 ,78895
Q11 50 3,00 5,00 4,2400 ,62466
Q2 50 3,00 5,00 4,2400 ,55549
Q10 50 2,00 5,00 4,1400 ,63920
Q8 50 2,00 5,00 4,1000 ,67763
Q7 50 2,00 5,00 4,0400 ,69869
Q12 50 2,00 5,00 3,9200 ,80407
Q15 49 2,00 5,00 3,9184 ,81232
Q1 50 1,00 5,00 3,9000 ,73540
Q14 50 1,00 5,00 3,8600 ,88086
Q13 50 1,00 5,00 3,6000 ,98974
Q3 50 2,00 5,00 3,4600 ,95212
Q4 50 1,00 5,00 3,4200 1,07076
Q20 50 1,00 5,00 3,4000 ,90351
Q5 50 1,00 5,00 3,2000 1,01015
Q17 50 1,00 5,00 3,1000 ,86307
Q19 50 1,00 4,00 2,9000 ,88641
Q18 50 1,00 4,00 2,6600 ,91718
Q16 50 1,00 5,00 2,5200 1,07362
Valid N (listwise) 49
Dari analisa Diskriptive statistic (melihat pola tendensi ) dari sampel yang ada menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
- Prioritas dari sampling tersebut menunjukkan bahwa hal penting yang menjadikan konsumen dalam menggunakan jasa keuangan secara berurutan yaitu :
Q9 : Keamanan agunan kredit
Q6 : Besarnya tingkat bunga kredit
Q11 : Besar angsuran kredit
Q2 : saran dan masukan dari orang lain
Q10 : Jangka waktu Kredit
Q8 : Persaratan barang agunan kredit
Q7 : Sistem perhitungan bunga kredit : flat atau menurun
Q12 : lama proses administrasi kredit
Q15 : keramahan petugas kredit
Q1 : informasi yang disajikan di iklan
Q14 : kemampuan petugas kredit memberikan konsultasi
Q13 : kemampuan petugas kredit memberika informasi
Q3 : Informasi peringkat lembaga
Q4 : Nama Perusahaan
Q20 : Fasilitas ruang tunggu
Q5 : Negara asal perusahaan
Q17 : kualitas gedung outlet
Q19 : fasilitas parker gedung
Q18 : jarak outlet dari rumah
Q16 : penampilan fisik petugas kredit
Keamanan agunan kredit menjadi prioritas utama, hal ini menurut saya sangat wajar karena calon konsumen tidak mau agunan yang dipakai sebagai jaminan tersebut tidak aman, sehingga kemungkinan besar konsumen akan memilih lembaga yang menawarkan tingkat keamanan tinggi karena hal ini merupakan hal utama maka lembaga perkreditan tersebut harus dapat menyajikan system dan prosedur yang membuat konsumen yakin bahwa agunanya tidak akan disalahgunakan dan pasti aman.
Secara garis besar pada urutan berikutnya adalah tingkat bunga kredit , besarnya angsuran kredit, jangka waktu kredit hal ini menunjukkan sifat rasionalitas dari responden, responden cenderung sensitive dan mempertimbangkan factor-faktor system dari produk jasa kredit keuangan yaitu terhadap bunga kredit, besarnya angsuran atau cicilan dan jangka waktu kredit, persaratan barang agunan kredit, sistem perhitungan bunga kredit : flat atau menurun dan lama proses administrasi kredit. Pada posisi ini juga mencerminkan efektifitas jasa kredit keuangan dikenal dan digunakan yaitu melalui saran dan masukan dari orang lain. Rupanya rekomendasi dari orang yang telah menggunakan jasa kredit keuangan sangat mempengaruhi keputusan dari responden untuk menggunakan jasa kredit tersebut.
Prioritas pilihan berikutnya yaitu responden yang menginginkan tampilan dalam layanan atau kualitas dari pelayanan, citra jasa kredit keuangan, bagaimana cara melayani yang terlihat nyata dan menjadi pilihan bagi responden saat memilih lembaga kredit keuangan yaitu : keramahan petugas kredit, informasi yang disajikan di iklan (keefektifan iklan dalam memberikan informasi), kemampuan petugas kredit memberikan konsultasi, kemampuan petugas kredit memberikan informasi (kejelasan petugas dalam menyampaikan produk), Informasi peringkat lembaga, nama perusahaan dan negara asal perusahaan (mencerminkan popularitas dari lembaga jasa kredit keuangan),
Sedangkan penampilan fisik seperti fasilitas ruang tunggu, kualitas gedung outlet, dan fasilitas parkir gedung menjadi pertimbangan dalam memilih lembaga kredit keuangan
Sedangkan pada posisi terakhir bahwa responden tidak mempermasalahkan jarak outlet dari rumah dan penampilan fisik petugas kredit bukan menjadi hal utama dalam membidik segmen responden ini.
Bagi saya, hal ini menunjukkan agar Perum Pegadaian harus melakukan pendekatan dan mengedepankan aspek keamanan dalam memberikan kredit. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini dengan agunan yang semakin besar para pelaku niat kejahatan selalu mengincar Perum Pegadaian sebagai sasaran perampokan, hal ini harus diimbangi dengan perbaikan sarana keamanan (petugas keamanan, CCTV, Alarm, dll) disisi yang lain Pegadaian harus meyakinkan bahwa apabila menggunakan jasa kredit dari Pegadaian, agunan dijamin aman. Berikutnya baru memperbaiki harga atau bunga kredit, system angsuran agar menarik pengguna jasa kredit.
ANALISA II
Rotated Component Matrix(a)
Component
1 2 3 4 5 6
Q7 ,808
Q6 ,769
Q10 ,732
Q11 ,668
Q8 ,659
Q12 ,576
Q9
Q13 ,849
Q14 ,825
Q15 ,662
Q16 ,648
Q19 ,771
Q17 ,750
Q18 ,746
Q3 ,544
Q20 ,535
Q5 ,840
Q4 ,827
Q2 ,897
Q1 ,853
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a Rotation converged in 7 iterations.
Pengelompokan / Segmentasi
Dari segmentasi menunjukkan terdapat enam kelompok atau segementasi atau enam kelompok yang memiliki karakteristik kemauan, kepentingan dan tuntutan terhadap lembaga kredit yang berbeda :
Segmen I (segmen rasional): terdapat 7 ciri kesamaan dalam system yang djalankan oleh lembaga keuangan kredit yaitu Q7 : Sistem perhitungan bunga kredit : flat atau menurun, Q6 : Besarnya tingkat bunga kredit, Q10 : Jangka waktu Kredit, Q8 : Persaratan barang agunan kredit, , Q11 : Besar angsuran kredit, Q12 : lama proses administrasi kredit
Dalam segmen seperti ini konsumen memperhitungkan kemampuan dalam mengambil kredit sehingga konsumen akan menyesuaikan serta akan memilih lembaga yang sekiranya memiliki unsur yang menyajikan bunga murah, cara perhitungan tidak merugikan konsumen, besarnya angsuran apakah tiap mingguan, bulanan atau tiga bulanan, kemudian lamanya proses pemberian kredit, kemungkinan semakin cepat proses akan semakin menjadikan keunggulan bagi lembaga kredit tersebut.
Segmen II (mengutamakan service/ layanan personil)
Yaitu konsumen yang ingin memperoleh kredit membutuhkan pelayanan yang baik, dihargai dengan cara yang baik sehingga lembaga keuangan kredit harus mampu menyajikan sesuatu yang berkesan baik terhadap konsumen. Kelompok ini mengutamakan Q13 : kemampuan petugas kredit memberika informasi Q14 : kemampuan petugas kredit memberikan konsultasi, Q15 : keramahan petugas kredit, Q16 : fasilitas ruang tunggu.
Dari sini seharusnya lembaga kredit harus menyajikan pelayanan prima, yang berbasis pada service excellent. Hal ini dimungkinkan juga konsumen yang memiliki tingkat kebutuhan pengakuan social yang lebih tinggi, barangkali masalah tingkat bunga dan jangka waktu tidak menjadi masalah karena mungkin konsumen akan mampu membayarnya.
Segmen III (Fasilitas Pelayanan)
Pada segmen ini konsumen telah memperhatikan representasi dari sebuah lembaga dengan tampilan yang baik dan representasi akan menjadi pilihan pada segmen ini, jarak dari outlet ke rumah menjadi pertimbangan dalam pemilihan lembaga kredit, kelompok ini yang mementingkan factor Q19 : fasilitas parker gedung, Q17 : kualitas gedung outlet, Q18 : jarak outlet dari rumah, Q3: Informasi peringkat lembaga, Q20 : Fasilitas ruang tunggu.
Segmen IV (Mementingkan Merk)
Ternyata brand atau merk dari suatu lembaga menjadi penting bagi segmen ini, bonafit atau tidaknya dari lembaga kredit menjadi pertimbangan mendasar, untuk memilih dari lembaga yang bonafit tentunya lembaga tersebut harus memiliki citra yang baik dimasyarakat, kemudian lembaga tersebut sering mendapat pengakuan dan penghargaan dari lembaga survey. Q4 : Nama Perusahaan, Q5 : Negara asal perusahaan
Segmen V (Saran dari orang lain)
Pada segmen ini calon konsumen sangat mempertimbangkan rekomendasi dari teman atau family yang telah memiliki pengalaman sebelumnya sehingga konsumen terpengaruh untuk memutuskan memilih suatu lembaga keuangan. Q2 : saran dan masukan dari orang lain
Segmen VI (Iklan)
Iklan dari suatu lembaga keuangan ternyata menjadi pertimbangan bagi segmen ini untuk memilih suatu lembaga kredit, barangkali semakin intensif dari iklan suatu lembaga akan besar mempengaruhi segmen ini untuk dipilih. Q1 : Informasi yang disajikan di Iklan.
ANALISA III
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa apabila menggunakan jasa kredit keuangan untuk pinjaman sebesar Rp 50 juta kebawah responden lebih memilih lembaga kredit dengan prioritas berturut-turut : Bank Syariah (paling banyak dipilih responden), kemudian Bank Perkreditan Rakyat, Bank Umum Nasional Pemerintah menduduki hampir sama dengan bank umum nasional swasta dan koperasi simpan pinjam. Produk Syariah merupakan pilihan tertinggi dibandingkan dengan yang lain hal ini menunjukkan kepercayaan terhadap bank syariah cukup significant. Bagi Perum Pegadaian hal ini dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan Pegadaian syariah. Sedangkan Perum Pegadaian tidak ada yang memilih hal ini menunjukkan bahwa Pegadaian tidak menjadi alternative atau pertimbangan dalam penggunaan jasa kredit keuangan. Hal ini terjadi dimungkinkan karena responden ini adalah homogen yaitu kalangan mahasiswa yang mengidentikkan kecenderungan masih muda, rasional dan belum terkontaminasi dengan pemakaian jasa kredit, namun sudah memiliki bayangan jika suatu saat setelah lulus dan melakukan kegiatan usaha / bekerja akan menggunakan jasa kredit. Sealin itu bahwa Perum Pegadaian tidak popular di kalangan mahasiswa. Nah dari hasil penelitian atas survey tersebut saya lebih nyikapi seharusnya hal ini menjadikan tantangan bagi Perum Pegadaian untuk dapat lebih dekat dan memperkenalkan Perum Pegadaian sebagai lembaga jasa keuangan kredit kepada kalangan mahasiswa, barangkali selama ini Perum Pegadaian kurang serius dalam menggarap pangsa pasar mahasiswa (yang mewakili responden tersebut). Sebagai lembaga kredit yang membidik masyarakat menengah kebawah seharusnya Pegadaian concern dalam pangsa pasar ini namun ternyata hasilnya belum menyentuh kalangan mahasiswa sebagai potensi pasar. Karena hal ini dianggap sebagai tantangan yang harusnya menjadikan peluang untuk meraih pangsa pasar mahasiswa Pegadaian harus lebih intens memperhatikan untuk memasarkan lebih luas kepada pangsa pasar mahasiswa. Adapun caranya dapat dimulai dengan menyajikan iklan yang cocok untuk kalangan mahasiswa, penggunaan endoser yang lebih dekat dengan mahasiswa atau melalui penyelenggaraan / event yang melibatkan untuk kaum mahasiswa. Pembuatan program pemasaran bagi kalangan mahasiswa mestinya dibuat kemasan yang lebih khusus agar secara rasional Perum Pegadaian dapat dijadikan alternative dalam pembiayaan (sebagai lembaga jasa kredit keuangan).
Sedangkan untuk pemilihan jasa kredit keuangan untuk pinjaman Rp 50juta keatas resonden banyak memilih Bank Syariah sebagai alternative jasa kredit keuangan sebagai peringkat pilihan paling tinggi diikuti oleh Bank umum Nasional Pemerintah diikuti bank umum nasional swasta dan Bank Perkreditan Rakyat. Dari hasil ini menunjukkan bahwa Bank Syariah berpotensi untuk memperoleh pangsa pasar paling luas. Kemungkinan karena kalangan responden merupakan kalangan atau segmen spiritual yang rasional. Ke depan Syariah harus lebih digarap dengan serius untuk responden seperti ini, Hal ini merupakan peluang yang sangat terbuka lebar dalam mengembangkan pemberian kredit dengan system syariah. Perum Pegadaian harus mampu menangkap kesempatan ini, dalam mengembangkan Pegadaian syariah, outlet-outlet syariah diyakinkan akan menjadi favorit dalam pemilihan lembaga jasa kredit. Kemudian Bank umum nasional pemerintah menjadi alternative kedua setelah bank syariah hal ini mungkin dipersepsikan bahwa tingkat kebangkrutan dari bank umum nasional pemerintah dinilai rendah dan semakin meningkatnya kepercayaan terhadap bank umum nasional pemerintah sehingga BUNP merupakan alternative kedua yang dianggap sebagai pilihan
Berikutnya yaitu responden yang memilih bank umum nasional swasta dan terakhir Bank perkreditan rakyat sebagai alternative atau pilihan sebagai lembaga kredit keuangan untuk mendapatkan kredit.
Dan pada kredit pinjaman diatas Rp 50juta ini Pegadaian bukan menjadi pilihan bagi responden sebagai lembaga kredit keuangan untuk mendapatkan kredit. Kembali lagi hal ini menunjukkan bahwa Pegadaian belum familiar bagi kalangan mahasiswa bahwa Pegadaian bisa menyalurkan kredit diatas Rp 50 juta.
Q24
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Setiap Bulan 1 1,4 2,0 2,0
Tidak Tentu 14 19,7 28,0 30,0
Tidak Pernah 34 47,9 68,0 98,0
Setahun 1-3 1 1,4 2,0 100,0
Total 50 70,4 100,0
Missing System 21 29,6
Total 71 100,0
Hasil analisa responden sebanyak 50 orang dari mahasiswa dalam rutin meminjam uang ke lembaga jasa keuangan ternyata sebagian besar tidak pernah meminjam (34 responden), kemudian diikuti tidak tentu pinjam (14 responden), dan hanya 1 orang pada masing-masing (setiap bulan dan setahun 1-3 kali). Hal ini mengindikasikan bahwa pada kalangan mahasiswa mempertimbangkan dan sangat berhati-hati serta sangat rasional dalam memutuskan apakah akan menggunakan jasa kredit atau tidak mengingat mahasiswa kebanyakan belum produktif (belum mampu menghasilkan uang karena belum bekerja / belum mampu menghasilkan uang dari usahanya), rata-rata biaya masih diberi oleh orang tuanya sehingga tergantung kemampuan orang tuanya, jika cukup mampu maka hal ini bisa dijadikan pangsa pasar untuk meminjam kredit sebelum kiriman uang dari orang tua dating, sedangkan bagi mahasiswa yang pas-pasan maka barangkali tidak pernah berhubungan dengan lembaga kredit keuangan hal ini wajar karena jika hanya sekadar meminjam uang tanpa punya kemampuan mengembalikan tentunya akan menambah masalah.
Dalam hal ini Perum Pegadaian harus memiliki strategi untuk menghadapi mahasiswa yang tidak pernah melakukan transaksi kredit dengan lembaga jasa keuangan ini adalah memberikan informasi pada produk yang bersifat mudah prosesnya dan murah dari tingkat bunganya, jika tidak dengan menawarkan produk lain yang bersifat infestasi seperti investasi emas (produk MULIA = Murabahah Logam Mulia Untuk Infestasi Abadi) dengan skema kredit yang mudah dan murah.
ANALISA IV
Statistics
Q23a Q23b Q23c Q23d Q23e Q23f Q23g Q23h Q23i
N Valid 14 39 1 2 2 9 10 1 3
Missing 57 32 70 69 69 62 61 70 68
Sum 14,00 39,00 1,00 2,00 2,00 9,00 10,00 1,00 3,00
Adapun dalam tujuan penggunaan meminjam kredit ternyata diperoleh hasil bahwa rangking berturut-turut : untuk modal usaha, kemudian sebagai biaya sekolah/kuliah, sebagai membeli kendaraan, sebagai keperluan membeli rumah, dan sebagain kecil sebagai dana cadangan, keperluan makan sehari-hari dan sebagai berobat serta yang terakhir sebagai keperluan membayar hutang dan biaya menikah.
Hal ini harus disikapi bahwa produk kredit yang ditawarkan Perum Pegadaian harus mampu memberikan system yang menarik agar dapat digunakan sebagai referensi untuk mendapatkan modal usaha. Barangkali kalo untuk modal usaha tentunya yang diperlukan adalah harga yang murah (suku bunga dapat bersaing) serta proses kredit yang tidak berbelit-belit.
ANALISA V
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Q25a 50 1,00 5,00 3,7400 1,24228
Q26b 50 1,00 5,00 3,7000 ,83910
Q25d 50 1,00 5,00 3,6800 ,95704
Q25e 50 2,00 5,00 3,5600 ,90711
Q25f 50 2,00 5,00 3,5000 ,99488
Q25b 50 1,00 5,00 3,2800 ,88156
Q26c 50 1,00 5,00 2,8000 ,83299
Q25c 50 1,00 5,00 2,4800 ,78870
Q26a 50 1,00 5,00 2,0600 ,89008
Valid N (listwise) 50
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa urutan hal yang membuat cenderung menghindari menggunakan jasa kredit adalah berturut-turut : 25a : Takut resiko tidak bisa membayar kembali, 26b : Kebutuhan pokok dalam bisnis, 25d menekankan kemandirian, 25e proses administrasi , 25f waktu proses administrasi kredit, 25b tidak mempercayai lembaga jasa keuangan, 26c hal yang wajar dalam kehidupan masyarakat, 25c malu, 26a bagian dari gaya hidup modern.
Hal ini menunjukkan bahwa responden apabila mengambil kredit maka hal yang paling ditakutkan adalah tidak dapat membayar kreditnya hal ini berarti bahwa kalangan ini sangat mengukur kemampuan untuk dapat membayar kembali kreditnya, sehingga cenderung berhati-hati dalam menggunakan alternative kredit, kemudian prioritas dalam berbisnis menjadi pertimbangan yaitu bahwa jika kredit tersebut tidak mengasilkan nilai tambah karena bisnis maka responden cenderung menghindari hal ini mengisyaratkan bahwa menggunakan kredit harus memiliki alasan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih besar. Sedangkan kecenderungan berikutnya adalah menghindari kredit karena ingin mandiri atau dapat dikatakan sebisa mungkin dalam menghasilkan nilai tambah tidak tergantung dari lembaga kredit dan berikutnya adalah menghindari proses yang berbelit-belit dan menghindari proses administrasi kredit yang lama.
Berikutnya adalah responden yang tidak mempercayai lembaga jasa keuangan kredit sehingga responden ini sangat selektif dan mempertimbangkan bonafit atau tidaknya dari lembaga jasa keuangan kredit tersebut semakin tidak punya nama di mata masyarakat maka responden akan menghindari kredit. Sedangkan pemilihan responden yang terakhir adalah bahwa responden masih bersifat malu dan kredit hanya sekedar menjadi bagian gaya hidup
Kesimpulan :
-Dari hasil responden, Perum Pegadain tidak menjadi alternative sebagai lembaga kredit jasa keuangan untuk mencukupi kebutuhan dari responden.
-Responden terbesar dalam hal ini adalah kalangan mahasiswa yang bersifat rasional dan menginginkan proses kredit yang tidak lama dan tidak berbelit-belit atau mudah prosesnya.
-Terdapat lima segmentasi yaitu :
1.Segmen rasional
2.Segmen yang menginginkan service / layanan personil
3.Segmen yang memperhatikan fasilitas dari lembaga jasa keuangan kredit
4.Segmen yang mempertimbangkan merk
5.Segmen yang mempertimbangkan saran dari orang lain
6.Segmen yang memperhatikan iklan yang disajikan oleh lembaga kredit keuangan
-Dalam berhubungan dengan lembaga jasa keuangan kredit, mahasiswa pada umumnya tidak pernah dalam melakukan peminjaman uang ke lembaga keuangan kredit, hal ini wajar karena kalangan mahasiswa rasional dalam mempertimbangkan kemampuan untuk mengembalikan pinjaman.
-Perum Pegadaian harus lebih pro aktif jika ingin membidik pangsa pasar mahasiswa, tentunya dengan kemasan yang menarik bagi kalangan mahasiswa
-Sebagai prioritas penggunaaan Kredit adalah alasan untuk modal usaha, sehingga apabila tidak ada alasan untuk memperbesar usaha / manfaat dari kredit maka akan cenderung menghindari penggunaan kredit.
-Memang terdapat gejala yang agak diluar dugaan, karena seharusnya mahasiswa memprioritaskan penggunaan kredit sebagai pembayaran uang sekolah hal itu ternyata justru menempati urutan kedua setelah keperluan untuk modal usaha, barangkali hal ini mahasiswa sudah memiliki pemikiran untuk melakukan wirausaha setelah lulus, sehingga memerlukan modal usaha. Jika hal ini benar maka peluang Pegadaian ada pada pangsa pasar ini, dengan memperkenalkan lebih dini ke kalangan mahasiswa maka setelah lulus dan memiliki usaha maka Pegadaian bisa menjadi pilihan yang tepat.